Hidup
itu suatu masa yang cukup panjang, setiap saat selalu berubah-ubah dan
terkekang oleh namanya waktu. Ada orang bilang hidup itu seperti roda yang
selalu berputar sehingga kita terkadang dibawah dan terkadang diatas. Ada orang
lain bilang hidup itu seperti kita naik kereta dan stasiun terakhir adalah
tujuan yang ingin kita capai. Tapi bagiku hidup itu seperti jalan yang
berliku-liku dan penuh persimpangan.
Harus
darimana gue bercerita dan harus bagaimana mengakhiri hidup dipersimpangan,
entah lah… Semua orang punya takdirnya masing-masing, semua orang punya jalannya
masing-masing. Dan gue percaya akan hal itu, dan semoga berakhir dengan happy
ending. Setiap jalan yang kita lalui tak selamanya lurus dan lancar, terkadang
terdapat batu kerikil yang sedikit menghambat perjalanan kita untuk sampai pada
tujuan kita. Bahkan terkadang kita dihadapkan suatu persimpangan jalan yang
harus kita pilih, kanan ato kiri, baik ato buruk, iya ato tidak, entah lah…
Semua itu tergantung pada kita yang menjalaninya.
Hidup
ini seperti perjalanan yang cukup panjang mulai kita lahir dan sampai nafas
telah berhenti. Setiap langkah yang kita buat akan menjadi suatu kenangan,
suatu memori yang akan kita ingat dan orang lain kenang. Banyak orang yang
hadir dalam kehidupan kita dan banyak pula orang yang pergi dalam kehidupan
kita. Semua orang punya impian dan semua
orang tujuan untuk menjadi yang terbaik dalam hidupnya.
Persimpangan,
persimpangan adalah suatu pilihan yang harus kita pilih walaupun kita tak tahu
dimana titik akhirnya dan apakah persimpangan itu mendekatkan kita ato malah menjauhkan
kita pada tujuan utama kita. Semakin dewasa semakin banyak persimpangan yang
harus dipilih. Semua orang memilih persimpangannya masing-masing karena mereka
yakin dan bisa untuk melampauinya. Dan
terkadang orang hanya mengikuti kemana arah arus membawanya. Memang nyaman bila
hanya mengikuti arah arus yang membawa kita, tapi bagaimana bila arus itu
sedikit demi sedikit mulai menghilang?? Entah lah…
Selama
ini gue hanya mengikuti arah arus kemana arus membawa gue. Gue seperti sebatang
kayu yang hanyut terbawa air, tak tahu bagaimana untuk berhenti. Saat ini gue
hanya bisa berdiri tegap diantara persimpangan itu, dan tak tahu harus
bagaimana untuk melangkah. Gue hanya bisa melihat mereka nyaman dengan pilihan
mereka, mungkin mereka sudah berbeda dan berbedaan yang sangat jauh dengan gue.
Apa gue harus putar balik dan melawan arah?? Itu mungkin hanya sia-sia saja.
Dalam persimpangan ini gue bingung dan harus memilih, karena kali ini tak mau
setengah hati untuk menjalaninya. Mungkin gue hanya bisa berdiri dipersimpangan
ini, menunggu dan menunggu entah sampai kapan. Hingga sampai ada seseorang yang
berasal dari salah satu ujung persimpangan disana mengulurkan tangannya untukku. Dan selebihnya entah lah…