Concluding Remark
by: Bayu M Iskandar
10305141018
Semenjak tahun 1999 dan terakhir tahun 2005, diadakan kerjasama antara pemerintah Indonesia (GOI) dan JICA Jepang beserta tiga universitas yaitu UPI Bandung, UNY Yogyakarta, dan UM Malang yang bergabung dalam IMSTEP-JICA untuk melatih praktek mengajar tentang matematika dan ilmu pengetahuan guru. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pendidikan guru. Namun demikian, pada kenyataannya IMSTEP-JICA belum efektif sehingga JICA (Japan International Cooperation Agency) dan MONE (Ministry of National Education) mengembangkan sistem MGMP sebagai kegiatan yang nantinya akan dipraktekkan dalam mengajar.
Berdasarkan Undang-Undang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, 23, 24 th 2006, dimulai pada bulan Juni 2006 negara Indonesia melaksanakan kurikulum baru yang disebut dengan KTSP. Dalam KTSP, guru matematika disyaratkan memenuhi hal berikut:
1. Mengerti konsep matematika sehingga dapat menerangkan hubungan antara konsep matematika dan mempraktekkan konsep matematika dalam menyelesaikan masalah dengan benar dan tepat.
2. Megembangkan kemampuan berfikir dalam pola belajar dan karakteristik matematika, memanipulasi secara umum, membuktikan, dan memaparkan ide dan dalil matematika.
3. Mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan memahami masalah, mengambarkan dalam model matematika, menyelesaikan, dan menaksir hasilnya.
4. Mengkomunikasikan matematika dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
5. Mengembangkan apresiasi dengan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari, meneliti, menimbang, dan menggembangkan keingginan dalam belajar matematika yang sukar serta mempunyai rasa percaya diri.
Lesson study sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan guru dankerjasama antara dosen dan para ahli dari Jepang dengan menguji beberapa model sampel dari guru sekolah. Di tingkat nasional, rencana lesson study dapat memberikan gambaran untuk mengembangkan profesionalitas seorang guru dan sebagai pendidikan tambahan. Melalui IMSTEP dan SISTTEM, sejak 2001, DGMPSE (Directorate General of Management) yang utama dan pendidikan tambahan oleh JICA Jepang untuk mengembangkan profesinalisme guru dalam membuat rencana pembelajaran dan mulai lebih baik dalam mengerti cara belajar siswa baik dalam matematika maupun ilmu pengetahuan.
Kegiatan lesson study sangat efektif dibuktikan dengan meningkatnya partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar seperti: semakin bersemangat dalam belajar ilmu pengetahuan, membantu siswa dalam mengembangkan eksperimen dan kemampuan berdiskusi, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun konsep berfikir mereka sendiri. Selain itu juga dapat membangun gaya belajar atau metode belajar yang tepat untuk diterapkan kepada siswa dalam proses belajar mengajar.
Sabtu, 31 Desember 2011
"The Effort to Increase the Student’s Motivation in Mathematics Learning with Some Teaching Aids in Junior High School 5 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia" ditulis oleh: Marsigit *) & Ida Supadmi %)
Kesimpulan
Oleh: Bayu M Istkandar / 10305141018
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sering kita dapatkan sejak dari kita awal sekolah, sampai nantinya di tingkat sekolah menengah atas. Sebagian peserta didik menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami. Cara untuk meningkatkan motivasi siswa SMP belajar matematika adalah dengan membuat proses pembelajaran matematika menyenangkan dan menarik yaitu dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Mengoptimalkan penggunaan alat peraga yang diharapkan dapat membantu proses pemikiran abstraksi dari siswa, yang menjadi penyebab siswa sulit dalam belajar. Penelitian bertujuan untuk mengatasi masalah yang dijumpai di kelas 2 SMP 5 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia. Pemilihan pendekatan pembelajaran dan penggunaan alat peraga yang digunakan sebagai model dalam penelitian pembelajaran matematika melalui penelitian tindakan kelas. Objek pembelajaran ialah pemilihan dan penggunaan beberapa alat peraga sebagai model pembelajaran matematika guna meningkatkan motivasi siswa. Hasil penelitian bahwa dengan menggunakan alat peraga terbukti membuat siswa aktif saat mengerjakan lembar kerja di sesi Tanya jawab dan diskusi. Namun kesuksesan proses belajar mengajar Matematika tidak jauh dari peran guru sebagai informatory, komunikator dan fasilitator. Metode pengajaran yang digunakan guru dapat meningkatkan interaksi antara guru, siswa dan pencapaian pembelajaran. Dalam sikap siswa dipengaruhi oleh 2 faktor,yaitu eksternal dan internal (Winoto Putro, 1993:33). Seperti aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi 2 faktor di atas. Faktor eksternal siswa,guru harus memotivasi siswa seperti yang skema dari Ki Hajar Dewantoro,”Ing Madyo Mangun Karso”,yang berarti guru harus meningkatkan motivasi siswa (Mugiharso, 1993). Dengan kata lain,guru harus kreatif. Juga harus ada diskusi antara individual dan kelompok,yang berhubungan dengan “Tut Wuri Handayani” yang berarti guru harus tetap mendampingi mereka dan mengajak siswa menemukan jalan bagi mereka,tetapi masih memberikan koreksi jika dibutuhkan.
Berdasarkan penelitan bahwa dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan motivasi siswa belajar matematika.
*) A Mathematics Lecturer of Faculty of Mathematics and Science at State University of Yogyakarta,
Indonesia
%) A Mathematics Teacher of State Junior High School 5 Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, Indonesia
Oleh: Bayu M Istkandar / 10305141018
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sering kita dapatkan sejak dari kita awal sekolah, sampai nantinya di tingkat sekolah menengah atas. Sebagian peserta didik menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami. Cara untuk meningkatkan motivasi siswa SMP belajar matematika adalah dengan membuat proses pembelajaran matematika menyenangkan dan menarik yaitu dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Mengoptimalkan penggunaan alat peraga yang diharapkan dapat membantu proses pemikiran abstraksi dari siswa, yang menjadi penyebab siswa sulit dalam belajar. Penelitian bertujuan untuk mengatasi masalah yang dijumpai di kelas 2 SMP 5 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia. Pemilihan pendekatan pembelajaran dan penggunaan alat peraga yang digunakan sebagai model dalam penelitian pembelajaran matematika melalui penelitian tindakan kelas. Objek pembelajaran ialah pemilihan dan penggunaan beberapa alat peraga sebagai model pembelajaran matematika guna meningkatkan motivasi siswa. Hasil penelitian bahwa dengan menggunakan alat peraga terbukti membuat siswa aktif saat mengerjakan lembar kerja di sesi Tanya jawab dan diskusi. Namun kesuksesan proses belajar mengajar Matematika tidak jauh dari peran guru sebagai informatory, komunikator dan fasilitator. Metode pengajaran yang digunakan guru dapat meningkatkan interaksi antara guru, siswa dan pencapaian pembelajaran. Dalam sikap siswa dipengaruhi oleh 2 faktor,yaitu eksternal dan internal (Winoto Putro, 1993:33). Seperti aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi 2 faktor di atas. Faktor eksternal siswa,guru harus memotivasi siswa seperti yang skema dari Ki Hajar Dewantoro,”Ing Madyo Mangun Karso”,yang berarti guru harus meningkatkan motivasi siswa (Mugiharso, 1993). Dengan kata lain,guru harus kreatif. Juga harus ada diskusi antara individual dan kelompok,yang berhubungan dengan “Tut Wuri Handayani” yang berarti guru harus tetap mendampingi mereka dan mengajak siswa menemukan jalan bagi mereka,tetapi masih memberikan koreksi jika dibutuhkan.
Berdasarkan penelitan bahwa dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan motivasi siswa belajar matematika.
*) A Mathematics Lecturer of Faculty of Mathematics and Science at State University of Yogyakarta,
Indonesia
%) A Mathematics Teacher of State Junior High School 5 Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, Indonesia
ENGLISH FOR VOCATIONAL SCHOOL Presenting at the Workshop of The Teachers Professional Development SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN Saturday, 17 May and Friday 23 May 2008
By : Marsigit
Concluding Remark
by: Bayu M Iskandar
10305141018
Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang professional dan juga berwawasan internasional, pendidikan diharapkan mampu menjadi sarana untuk mencapai hal tersebut. Tidak hanya pendidikan di perguruan tinggi namun juga pendidikan di sekolah, baik sekolah menengah umum maupun kejuruan. Salah satu caranya adalah dengan memakai bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar.
Di sekolah kejuruan, pemakaian bahasa inggris sangatlah penting mengingat sekolah kejuruan merupakan sekolah yang mempersiapkan peserta didiknya agar memiliki keterampilan kerja sehingga diharapkan setelah lulus dapat memanfaatkan keterampilannya tersebut dalam bekerja. Untuk mencapai standar Internasional, dibutuhkan dukungan baik dari segi kualitas tenaga pendidik maupun dari segi fasilitas dan pengelolaan sekolah. Sekolah harus mempunyai guru yang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Sehingga diharapkan mampu menyampaikan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang dimiliki dalam bahasa Inggris. Sebagai contoh, dalam sekolah kejuruan dikenalkan nama-nama alat produksi dalam bahasa Inggris serta pemakaiannya.
Pembelajaran akan berhasil jika terdapat komunikasi yang baik. Di sekolah kejuruan guru-guru dapat menggunakan bahasa Inggris dalam memperkenalkan teknologi kepada siswa. Guru juga dapat membantu mengembangkan bahasa dan mengkolaborasikannya dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Komunikasi dan bahasa adalah dua hal yang telah meresap dalam kehidupan sehari-hari. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris sangat penting terutama bagi siswa kejuruan karena dapat menjadi bekal dalam bekerja sehingga lebih kompeten tidak hanya dalam keterampilan kerja namun juga dalam komunikasi.
Concluding Remark
by: Bayu M Iskandar
10305141018
Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang professional dan juga berwawasan internasional, pendidikan diharapkan mampu menjadi sarana untuk mencapai hal tersebut. Tidak hanya pendidikan di perguruan tinggi namun juga pendidikan di sekolah, baik sekolah menengah umum maupun kejuruan. Salah satu caranya adalah dengan memakai bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar.
Di sekolah kejuruan, pemakaian bahasa inggris sangatlah penting mengingat sekolah kejuruan merupakan sekolah yang mempersiapkan peserta didiknya agar memiliki keterampilan kerja sehingga diharapkan setelah lulus dapat memanfaatkan keterampilannya tersebut dalam bekerja. Untuk mencapai standar Internasional, dibutuhkan dukungan baik dari segi kualitas tenaga pendidik maupun dari segi fasilitas dan pengelolaan sekolah. Sekolah harus mempunyai guru yang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Sehingga diharapkan mampu menyampaikan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang dimiliki dalam bahasa Inggris. Sebagai contoh, dalam sekolah kejuruan dikenalkan nama-nama alat produksi dalam bahasa Inggris serta pemakaiannya.
Pembelajaran akan berhasil jika terdapat komunikasi yang baik. Di sekolah kejuruan guru-guru dapat menggunakan bahasa Inggris dalam memperkenalkan teknologi kepada siswa. Guru juga dapat membantu mengembangkan bahasa dan mengkolaborasikannya dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Komunikasi dan bahasa adalah dua hal yang telah meresap dalam kehidupan sehari-hari. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris sangat penting terutama bagi siswa kejuruan karena dapat menjadi bekal dalam bekerja sehingga lebih kompeten tidak hanya dalam keterampilan kerja namun juga dalam komunikasi.
Memanfaatkan Microsoft Word 2007 Sebagai Media Pembelajaran Geometri di SMP
Concluding Remark
by: Bayu M Iskandar
10305141018
Standard competence of student in Junior High School particularly can be mentioned like in the below:
1. Understanding the relation of line and angle, and also determine its size
2. Understanding the concept of triangle and square and also determine its size
3. Using Phytagoras Theorem to solve the problem
4. Determining the element and the size of circle
5. Understanding the characteristic of cube, block and determine its such
6. Understanding congruency and use it to solve the problem
7. Understanding the characteristic of cylinder, cone, ball and determine its size
With using various facilities in Microsoft Office 2007, we can develop learning media of geometry subject in Junior High School. We can get much a lot of geometry shape that we want, different size, different color, different appearance, and also different point of view. To get different size we can type what size we want or dragged it. To get different appearance, we can use Rotation Tool, and so on.
Using Microsoft Word 2007 can do easily because this software available in every new generation computer. It also make student enjoyable learn math. Student can learn geometry independent or in group. It also gives clear vision of geometry shape. And the most important is increasing the student’s achievement.
But, first step that we must take is increasing the teacher’s skill to use various facilities that’s served Microsoft Word 2007.
by: Bayu M Iskandar
10305141018
Standard competence of student in Junior High School particularly can be mentioned like in the below:
1. Understanding the relation of line and angle, and also determine its size
2. Understanding the concept of triangle and square and also determine its size
3. Using Phytagoras Theorem to solve the problem
4. Determining the element and the size of circle
5. Understanding the characteristic of cube, block and determine its such
6. Understanding congruency and use it to solve the problem
7. Understanding the characteristic of cylinder, cone, ball and determine its size
With using various facilities in Microsoft Office 2007, we can develop learning media of geometry subject in Junior High School. We can get much a lot of geometry shape that we want, different size, different color, different appearance, and also different point of view. To get different size we can type what size we want or dragged it. To get different appearance, we can use Rotation Tool, and so on.
Using Microsoft Word 2007 can do easily because this software available in every new generation computer. It also make student enjoyable learn math. Student can learn geometry independent or in group. It also gives clear vision of geometry shape. And the most important is increasing the student’s achievement.
But, first step that we must take is increasing the teacher’s skill to use various facilities that’s served Microsoft Word 2007.
“USAHA GURU” DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA MEMPELAJARI MATEMATIKA Oleh : Dr. Marsigit
Concluding Remark
by: Bayu M Iskandar
10305141018
Most of mathematics teacher have problems in teaching mathematics itself. Why? There are some constraints in teaching math such as understanding the meaning of the theory, how to apply the topics in daily life, the current system, environment and facilities. Moreover, teachers also often have difficulties such as how to handle a class with various student, develop technology in teaching, making the student active in class, targets in final exam (UAN), and all of those problems and difficulties lead to a decision that most of the teachers made: thought that there is no other ways to teaching mathematics except with exposition method. And that’s definitely makes most of the student getting bored and not really math subject in their class. So what do we do as a mathematics teacher?
From those 3 points of view, which is the right view to mathematics in school? First, mathematics is activities that browse the pattern and relation. Second, mathematics is creativity that needs imagination, intuition and discovery. The third, mathematics is problem solving activity, and the last is mathematics is one of the ways to communicate.
From all the information that we got, there are one more thing that must be our concern. That is the substance of learning mathematics. First, students will study if they are motivated. Second, the students study with their own ways. Third, the students learn individually and corporately with their colleagues. And the last is the student need different context and situation in learning mathematics. From all of that, now we can conclude what we have to do as mathematics teacher. Those are, teacher need to know the capability of his/her student. And then the teacher have to make a plan that match with the students capability. The third, the teacher have to build the knowledge and skills that they get from school and environment.
So, few things that have to evaluate in mathematics learning is definition, process, skills, fact, and result. Definition : I(teacher) want to know whether they (student) know or not. Process: I want to know what way they can use. Skills: I want to know which skills that they have can be used. Fact: I want to know what’s they remembered. And the last one is result: I want to know what they get.
by: Bayu M Iskandar
10305141018
Most of mathematics teacher have problems in teaching mathematics itself. Why? There are some constraints in teaching math such as understanding the meaning of the theory, how to apply the topics in daily life, the current system, environment and facilities. Moreover, teachers also often have difficulties such as how to handle a class with various student, develop technology in teaching, making the student active in class, targets in final exam (UAN), and all of those problems and difficulties lead to a decision that most of the teachers made: thought that there is no other ways to teaching mathematics except with exposition method. And that’s definitely makes most of the student getting bored and not really math subject in their class. So what do we do as a mathematics teacher?
From those 3 points of view, which is the right view to mathematics in school? First, mathematics is activities that browse the pattern and relation. Second, mathematics is creativity that needs imagination, intuition and discovery. The third, mathematics is problem solving activity, and the last is mathematics is one of the ways to communicate.
From all the information that we got, there are one more thing that must be our concern. That is the substance of learning mathematics. First, students will study if they are motivated. Second, the students study with their own ways. Third, the students learn individually and corporately with their colleagues. And the last is the student need different context and situation in learning mathematics. From all of that, now we can conclude what we have to do as mathematics teacher. Those are, teacher need to know the capability of his/her student. And then the teacher have to make a plan that match with the students capability. The third, the teacher have to build the knowledge and skills that they get from school and environment.
So, few things that have to evaluate in mathematics learning is definition, process, skills, fact, and result. Definition : I(teacher) want to know whether they (student) know or not. Process: I want to know what way they can use. Skills: I want to know which skills that they have can be used. Fact: I want to know what’s they remembered. And the last one is result: I want to know what they get.
“HELPING TEACHER TO DEVELOP MODEL FOR SECONDARY MATHEMATICS TEACHING: Action Research of Indonesian Secondary Mathematics Teaching” Written by : Mr. Marsigit
Concluding Remark
by : Bayu M Istkandar / 10305141018
Berdasarkan penelitian, cara mengajar guru disekolah menengah atas menggunakan metode eksposisi seperti menjelaskan, memberi contoh, latihan mengerjakan soal dan tugas. Dengan metode ini, peserta didik tidak dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal, karena mereka terbiasa dituntun atau diberi arahan atau langkah-langkah untuk mengerjakan soal. Sehingga mereka tidak terbiasa mencari sendiri konsepnya. Dengan metode seperti ini, ditemukan bahwa guru menemui kesulitan dalam menguasai kompetensi penting dalam bidang akademik dan mempromosikan agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Serta dalam pengamatan menunjukan bahwa setiap kali siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, mereka cenderung melakukan kegiatan lain atau bertanya kepada teman sebangkunya.
Salah satu cara mengatasi masalah ini, guru haruslah mengembangkan model pembelajarannya sendiri yaitu dengan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan tidak hanya berorientasi pada hasil, tapi juga pada proses. Seperti halnya pengembangan lembar kerja, mengembangkan skema untuk komunikasi antara kelompok, dan mengembangkan
alat bantu pembelajaran dan bahan pengajaran.Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan kualitas pendidikan tentu dengan peningkatan kualitas tenaga pengajarnya. Pengembangan kualitas tenaga pengajar atau guru merupakan hal mendasar untuk pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia.
by : Bayu M Istkandar / 10305141018
Berdasarkan penelitian, cara mengajar guru disekolah menengah atas menggunakan metode eksposisi seperti menjelaskan, memberi contoh, latihan mengerjakan soal dan tugas. Dengan metode ini, peserta didik tidak dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal, karena mereka terbiasa dituntun atau diberi arahan atau langkah-langkah untuk mengerjakan soal. Sehingga mereka tidak terbiasa mencari sendiri konsepnya. Dengan metode seperti ini, ditemukan bahwa guru menemui kesulitan dalam menguasai kompetensi penting dalam bidang akademik dan mempromosikan agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Serta dalam pengamatan menunjukan bahwa setiap kali siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, mereka cenderung melakukan kegiatan lain atau bertanya kepada teman sebangkunya.
Salah satu cara mengatasi masalah ini, guru haruslah mengembangkan model pembelajarannya sendiri yaitu dengan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan tidak hanya berorientasi pada hasil, tapi juga pada proses. Seperti halnya pengembangan lembar kerja, mengembangkan skema untuk komunikasi antara kelompok, dan mengembangkan
alat bantu pembelajaran dan bahan pengajaran.Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan kualitas pendidikan tentu dengan peningkatan kualitas tenaga pengajarnya. Pengembangan kualitas tenaga pengajar atau guru merupakan hal mendasar untuk pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Inovasi Pembelajaran untuk Meningkatkan Gairah Siswa dalam Belajar" Written by : Mr. Marsigit
Concluding Remark
by : Bayu M Istkandar / 10305141018
The curriculum that we often hear is the KBK. This curriculum is a curriculum that emphasizes the ability of affective, cognitive psychomotor students. This curriculum provides a new way of learning where students are expected to be more active in order to develop existing talent in him. With the KBK curriculum that makes learning to make students as a progressive learning center. The way the characteristics of students' progress in learning can be built with a variety of things, such as:
a. provide positive motivation to the students that he has a passion to continue learning,
b. giving freedom to students to learn according to his own way,
c. provide opportunities for children to learn individually so that he could develop the ability in the maximum
d. provide opportunities for learning in groups so that children can know and understand how to work together, able to express opinions and make decisions.
The final way to teach in order to interpret every event in his life because in each case at hand is a medium of learning that can be recorded properly in the mind of every student. In addition to cognitive, affective aspects of development are also needed, and psychomotor.
by : Bayu M Istkandar / 10305141018
The curriculum that we often hear is the KBK. This curriculum is a curriculum that emphasizes the ability of affective, cognitive psychomotor students. This curriculum provides a new way of learning where students are expected to be more active in order to develop existing talent in him. With the KBK curriculum that makes learning to make students as a progressive learning center. The way the characteristics of students' progress in learning can be built with a variety of things, such as:
a. provide positive motivation to the students that he has a passion to continue learning,
b. giving freedom to students to learn according to his own way,
c. provide opportunities for children to learn individually so that he could develop the ability in the maximum
d. provide opportunities for learning in groups so that children can know and understand how to work together, able to express opinions and make decisions.
The final way to teach in order to interpret every event in his life because in each case at hand is a medium of learning that can be recorded properly in the mind of every student. In addition to cognitive, affective aspects of development are also needed, and psychomotor.
Langganan:
Postingan (Atom)